Rabu, 10 Maret 2010

What am i supposed to do???

Hari ini dan hari" sebelumnya, tak ada yang jauh berbeda dengan kehidupan gue. Mungkin 4 hari ini memang sedikit berbeda dan lebih berwarna karena, ada Tomy yang menemani hari" gue untuk sejenak. Rasanya indah sekali saat bersama dia. Benar" terlupa segala beban di dada. Tapi tetap saja masih ada yang mengganjal di hati. Apalagi kalau bukan proposal penelitian.

Rasanya kalut, sedih, bingung, dan menyesakkan menjalani hari" berat ke depan. Bergelut dengan proposal penelitian, skripsi, dan berbagai stressor yang menghadang di depan. Rasanya gue gak bisa kalau harus menjalani semua sendiri. Ini sangat menyesakkan dan menakutkan buat gue.

Tak ada yang benar" tahu apa yang gue rasakan sekarang. Seandainya gue bisa menangis. Seandainya gue bisa berteriak dan berontak dari keadaan ini. Ketidakjelasan ini sangat memojokkan gue. Sangat membuat gue gelisah.

Sedih rasanya melihat temen" yang sudah sering bimbingan, sering ketemu dosen, sedih rasanya melihat coretan" di draft proposal, revisi sana sini, mulai memenuhi kartu bimbingannya dengan agenda bimbingan yang telah dilakukan beberapa kali. Tapi rasanya itu semua tidak berlaku bagi gue.

Sudah hampir 1 bulan ini, proposal gue mandeg. Jalan di tempat. Selama ini pula gue hanya bertemu satu kali dengan kedua dosen pembimbing gue. Bukan gue gak usaha, tapi gue sangat berusaha menghubungi beliau semua, tapi ternyata waktunya belum mengizinkan dan gak pernah tepat. Gue mencoba  bersabar dan berpikir positif. Tapi semakin lama, ini semua membuat gue makin stres.

Dalam hati gue berteriak, kapan gue pergi dari ketidakjelasan ini. Kapan gue melangkah maju. Kapan gue berlari menyelesaikan ini semua. Kapan gue memulai membereskan ini semua. Gue ingin ada sesuatu yang bisa merubah ini semua. Gue ingin perasaan kebimbangan ini pergi dari hati gue.

Beberapa kali gue merasakan ketidakadilan. Mungkin ini memang hanya hal yang sepele, tapi lama kelamaan kondisi yang menekan ini membuat yang sebenarnya hanya hal kecil menjadi sesuatu yang makin membuat gue down.

Seperti kejadian beberapa minggu lalu. Rasanya gue lah orang pertama yang menghubungi dosen pembimbing kedua gue, dan gue pula yang mengirimkan draft proposal paling awal, bahkan sampai 3x mengirim. Tapi nyatanya, sampai kemaren ketemu, draft gue belum juga dikoreksi. Sementara beberapa teman gue, sudah mendapat koreksi. Gue merasa gak adil. Kenapa jalan gue diperlambat?? Setelah itu, pas bimbingan juga, padahal gue yang pertama menghubungi ibunya buat bimbingan, tapi malah teman gue yang lainnya yang dapet banyak kesempatan buat tanya. Gue hanya sempat menanyakan 2 pertanyaan. Rasanya seperti orang bodoh. Dan gue merasa ini gak adil buat gue. Dan dari pertemuan yang sangat susah terjadi itu, rasanya gue gak mendapat hasil apa". Nihil... Dan kembali pada ketidakjelasan...

Ingin rasanya gue berontak. Teriak. Mengubah keadaan. Kenapa kadang hidup gak adil. Kenapa ketika gue bersemangat, selalu saja ada yang meruntuhkan semangat gue???
Skripsi memang membutuhkan kesabaran yang sangat besar, tapi kadang gue gak bisa menolerir dan mendiamkan segala ketidakjelasan ini.

Mungkin orang lain bisa saja memberikan saran ini itu kepada gue, tapi sekali lagi, yang namanya teori dan berbicara emang lebih gampang daripada praktik. Gue gak bisa begitu saja melanjutkan proposal gue, sementara begitu banyak pertanyaan yang menggelayuti pikiran gue, masih ada ketidakjelasan akan dibawa kemana skripsi gue. 

Ya ALLAH... gue benar" hampir putus as. Dan entah kenapa gue malah bersikap datar akhir" ini menghadapi ini semua. Mungkin karena gue udah terlalu sering terbiasa menghadapi kekecewaan dan menjalani hidup yang seperti ini. Yah.. hidup memang gak semulus apa yang kita inginkan...

0 komentar:

Posting Komentar

 

Septina Priyanti's Blog Template by Ipietoon Cute Blog Design