Jumat, 30 Juli 2010

Despicable Me!

Yay, actually it's quite late for sharing my last weekend with my boy here.  But, saw the pictures of despicable me in facebook, suddenly made me remember when we watched that movie two weeks ago at Ciwalk XXI.
We decided to watch in 3D version. Although, the ticket price is quite expensive than usual, but we wanted to try sensation how watching movie in 3D.Yap, it was our 1st time watching movie in 3D. 

We is given 3D eyeglasses and tried to use it. Hahahaha... it was so funny when i saw my boy using 3D eyeglasses, and i quite hard used this eyeglasses, because of my hijab covered my ears, so that the eyeglasses couldn't fit in my ears.

Minutes by minutes, we watched that movie, we got along with the cuteness of the cartoon characters especially with minions and a lil' girl who called agnes. They are so cute and funny, made us laughing everytime. Hehehe... 









Cute and Funny Minions

The cute Agnes





Make Up My Self!

Well, in the middle of next month will be held m graduation ceremony. That's the moment which being something that will be waited for all fresh-graduated like me n my friends. Preparing for that moment is not easy. I lil' bit busy for preparing all stuffs for my graduation ceremony. Starts with choosing 'kebaya' that fit to me, shoes, clutch bag, party hijab which simple but elegant for me, until preparing my make up. 

For that stuffs, i 'lil bit perfectionist. In my mind, i have determined for not going to saloon for make up, making simple choco-cream kebaya, and trying find out simple party hijab that i can use by myself.

Actually, i've learned my own make up a year ago when my boarding house-friend would have graduation ceremony too. She taught me how to make a make up with simple and elegant style. I also found out some references how to make up with simple and elegant style (not to much but we can see the result is good) from some women magazines.

And here i want to share some of pictures i got yesterday after make up my face. I am so sorry if the result is not maximal, because i took using my camera phone in my room, in the evening, so it lil' bit dark.
















Using brownie and orange eye shadow, brownie-red for blush on, moisturizer and  loose powder from my dermatologist, sariayu 'kuning pengantin' foundation, and i didn't use mascara and eyeliner because i'm not accustomed to use that stuffs and i don't really able using that stuff by myself.

Rabu, 28 Juli 2010

Cerita Tentang Kekalutan...

Jam tweety kuning di kosan menunjukkan pukul 23.00. Dan gue masih belum ingin memejamkan mata. Sebenarnya, hasrat itu sudah muncul, lampu kamar pun sudah dimatikan, selimut sudah gue tarik, lagu" sendu dari mp3 player sudah terdengar di telinga gue. Tapi justru karena kesenduan lagu"nya membuat gue enggan memejamkan mata. Padahal seharian ini rasanya begitu menguras tenaga dan emosi gue. 

Yap, seharian tadi gue menjadi jobseeker. Pagi tadi gue mendapat panggilan wawancara di sebuah klinik kecil swasta di daerah tubagus ismail, dago. Dengan berbekal petunjuk dari seorang teman yang memang orang Bandung, gue pun neka datang ke tempat wawancara meskipun awalnya memang ada keraguan dalam hati gue. Tapi gue memberanikan untuk berangkat sendiri ke sana, secara gue udah bela"in ngedadak pulang kemaren sore dari Cirebon hanya untuk memenuhi panggilan wawancara. 

Berawal perjuangan d pagi hari menunggu damri. Entah kenapa rasanya lama dan susah sekali untuk menggapai angkotan umum yang satu ini. Padahal jarak dari pangkalannya gak jauh dari kosan, dan damri pun sebenarnya bisa gue jangkau dari depan kosan. Pukul 7 lebih gue beranjak menuju alfamart dekat gerbang untuk sarapan bubur di sana, dan merencanakan untuk naek damri langsung dari situ. Dengan menggunakan sepatu baru yang ada heelsnya (tingginya gak nyampe  3 cm padahal dan cukup pewe buat gue, tapi lama" malah bikin lecet) gue mencoba berjalan untuk sampai ke tukang bubur. Ya itung" latihan pake sepatu berhak.. 1 meter 2 meter gue nyaman, tapi lama" kok berasa sakit dan gak nyaman.
Sesampainya di tukang bubur, entah kenapa napsu makan gue hilang. Bubur yang biasa gue lahap pun gak habis. Tiba" teringat akan brosur dari klinik yang ingin gue datangi tertinggal di kosan. Padahal di situ ada alamat lengkapnya dan ada sedikit profil perusahaannya, siapa tahu berguna ketika nanti gue wawancara. Huft,mau gak mau gue harus balik lagi ke kosan. Karena udah gak nyaman dengan sepatu, gue memutuskan naek angkot supaya cepet nyampe kosan.
Sesampainya di kosan, buru" gue ambil brosur dan kaos kaki,lilin dan kaos kaki berharap bisa menghilangkan lecet yang gue rasa. Karena menurut info yang gue tahu, lilin yang digosokan di sepatu bisa menghilangkan rasa sakit dan lecet ketika dipake, sedangkan kaos kaki bisa melindungi kaki gue dari luka lecet.
Tapi akhirnya dua benda itu sama sekali gak berguna!! Dengan mulai tertatih gue memutuskan menunggu damri jurusan DU-JATINANGOR di depan kosan. Setelah menunggu hampir 30 menit entah kenapa gak ada 1 pun damri jurusan tersebut yang lewat. Waktu pun mulai bergulir dan gue gak mau datang telat hanya karena gak dapat damri. Akhirnya gue memutuskan ke pangdam biar bisa naek langsung dari sana. Sampai di sana, gue lihat supir akan naek ke bis, gue pun bergegas menuju damri dengan tertatih karena mulai merasa kesakitan pake sepatu baru. Bersama seorang bapak gue setengah berlari, tapi sialnya damri jalan cepet banget! Gak biasanya! Gue pun langsung berinisiatif nyegat di depan pos polisi, masih dengan tertatih dan hampir tertabrak truk karena jalan gue yang agak lambat. 
Untungnya damri belum lewat. Duduk di damri gue buru" melepas kaos kaki karena kaos kaki makin membuat gue gak nyaman dan kesulitan untuk berjalan karena rasanya seperti melorot dan makin membuat kaki gue kesakitan.

Turun di DU sesuai petunjuk temen gue, gue pun langsung naek angkot jurusan caheum-ciroyom turun di depan circle K, nyebrang, dan mulai berjalan menelusuri jalan sambil mencari" jalan tubagus ismai. Melihat ke bawah, ke arah kaki, kaki gue mulai memprihatinkan. Merah, dan rasanya makin panas juga perih. Gue pun mulai meringis dalam hati...

Dan gue pun berinisiatif naek angkot menuju ke dalam jalan tubagus ismail, karena perasaan gue bilang jalan tempat perusahaan itu berada agak jauh ke dalam. Sesampainya di sana gue sangat prihatin melihat kondisi jari kelingking kaki gue yang udah mulai memerah. Perih banget rasanya :(

Setelah mengisi buku tamu dan menunggu selama hampir 1,5 jam akhirnya gue pun dipanggil untuk wawancara. Hasilnya gue disuruh ikut traning selama 2 bulan setiap hari mulai sekarang" ini dan kalau hasilnya bagus gue baru bisa dikontrak sama perusahaan. Cukup menggiurkan. Tapi gue masih bimbang. Entahlah, rasanya kegalauan dan kebimbangan gue pun makin nyata...

Hujan mulai mengguyur langit Bandung. Masih dengan tertatih gue berjalan sebelum akhirnya naek angkot ke depan. Turun dari angkot hujan makin membesar. Untungnya gue bawa payung. Dan agak sedikit riweuh karena daerah situ cukup rame dan padat. Ditengah guyuran hujan, ada motor yang entah mungkin tidak sengaja menyenggol tubuh gue. Gue yang memang sedang tidak dalam kondisi siap karena kaki yang sakit, akhirnya terjatuh. Huft.. kaki gue sakitt bgt! Keseleo sepertinya. Untungnya gak ada luka. Cuma penderitaan gue artinya bertambah. Untung ada yang nolongin dan karena gak ingin memperpanjang masalah, gue pun membiarkan pengendara sepeda motor itu berlalu. 

Dengan kejadian di atas yang sama sekali gak terduga, rencana gue untuk cari kosan di daerah RSHS pun gagal. Gue udah gak sanggup jalan lagi. Pengen rasanya cepat" pulang dan membereskan semua ini. Gue pun lalu meng-sms temen gue yang rencananya mereka juga mau ketemuan di tempat kosan. Jadi, temen gue emang udah dapet kosan. Dia menawarkan barangkali masih ada kamar kosan dan barangkali gue mau. Jadi kita berencana datang kesana, sekalian dia menunjukkan kepada gue dimana tempatnya dan klo gue cocok gue bisa langsung DP. Soalnya, gak bisa di-cupin dulu lewat dia. Gue harus datang sendiri dan bayar DP langsung.

Sedihnya gue, kenapa dia gak bilang" mau cari kosan. Padahal awal" gue bilang kalo mau cari kosan bareng, secara gue cuma deket sama dia, dan gue gak bisa mengandalkan orang lain buat nemenin gue cari kosan. Sebenernya bisa aja gue berangkat sendiri, tapi kejadian pencopetan di angkot tempo hari ditambah wilayah yang asing bagi gue, membuat gue agak sedikit ketakutan pergi sendiri ke sana.Dan mau gak mau, ini memaksa gue harus minta ditemani orang lain. Tapi, ternyata tanpa sepengetahuan gue, dia udah dapet kosan dulu di sana, sementara gue belum. Gak jelas banget siy nasib gue! Mungkin karena merasa bersalah, dia baru memberitahukan gue. Ya gue juga cukup berterima kasih atas info yang dia berikan. Cuma gue pesimis bisa dapet kosan di situ. Dengan kejadian di atas, tentunya gue gak bisa dateng ke sana. Gue akhrinya minta tolong buat diDP in pake duit dia dulu. Dan ternyata sama seperti apa yang udah gue duga. Gak ada kamar kosong lagi di sana!!

Di damri, perasaan gue bener" campur aduk. Kesakitan, kedinginan, sedih, galau, risau... Rasanya gue ingin berteriak. Kencang... sangat kencang.. Dan pada akhirnya gue mengasihani diri gue sendiri. Gak jelas mau profesi apa gak, niat yang setengah", tapi bimbang takut susah dapet kerja, dan di saat orang" udah settle sama kosan barunya, gue masih luntang lantung gak puguh.

Sedih rasanya... gue butuh seseorang untuk mendengarkan apa yang gue rasa. Hanya 1 telinga, tapi nampaknya susah sekali. Mas Tomy yang terlalu sibuk sama kerjaannya. Saking sibuknya dia udah mulai gak perhatian lagi sama gue. Gue cerita keserempet motor pun, reaksi dia gak lebih dari reaksi datar. Ingiiiin.. rasanya gue telepon dia. Mencurahkan apa yang gue rasa, meskipun hanya dengan menangis karena galau.. tapi rasanya gue harus lebih tahu diri.

Dia bahkan gak mengerti kalau gue ingin didengarkan dengan 1 telinga maksudnya adalah dengan telepon. Yah, gue mengerti begitu banyak keterbatasan dia sampai dia pun gak bisa mewujudkan itu. Sibuk, susah sinyaalll.... ahhhh... makin nyesek rasanya... apalagi setiap gue cerita di sms, dia selalu menganggap gue cengeng, hanya bisa mengeluh,lemah, dll...
Walaupun mungkin itu kenyataan yang terjadi, tapi kenapa dia gak bisa berpikir kalau yang gue butuhkan hanyalah perhatian darinya. Bagi wanita, terkadang dalam kondisi kalut seperti ini, hal terbaik adalah didengarkan. Bukan dikasih solusi yang terkesan menceramahi dan menjudge, yah lagi" menyalahkan.... Itu membuat gue makin terpuruk dan sedih karena sama sekali gak bisa mengharapkan orang lain untuk mencurahkan isi hati gue. Padahal saat itu, gue sedang butuh... sedang ingin...

Akhirnya karena gak sanggup menahan perasaan sesak, semalaman tadi gue menangis. Gue berusaha keras menahan rasa sesak dan tangis ini. Tapi rasanya susah. Semuanya membuat gue sangat lelah, fisik dan hati....

Lelah hati karena tak kunjung mendapat jawaban atas segala kegelisahan, merasa masa depan gue suram, gelap bahkan merasa terpinggirkan.

Gue bukan seperti mereka. Ah.. terlalu banyak yang ingin gue tulis tentang perasaan gue terhadap keputusan akan profesi atau tidak. Semuanya makin lama terasa membosankan. Posisi dan kondisi gue berbeda dibanding mereka. Karena sudah sejak awal, gue memang merasa tak pernah dianggap. Entahlah gue gak peduli dengan pandangan orang tentang perasaan gak dianggap gue, tapi dalam hati gue, gue gak menemukan 'tempat' yang nyaman lagi di kampus. Sangat sulit menyatu dengan keadaan dan teman". Yah mungkin karena gue bukan siapa", gue gak berprestasi, gue gak terkenal, gue gak cantik...

Gue sangat tidak nyaman dengan kondisi dan perasaan seperti ini. Rasanya ada kesedihan yang menguak ketika gue membandingkan diri gue dan teman". Gue gak bisa seperti mereka, dan parahnya entah kenapa perasaan menjadi perawat makin memudar dalam hati gue. Makannya niat profesi gue pun gak penuh seutuhnya. 

Paginya, ketika sarapan bubur bareng Liliek sebelum gue ke kampus, ada kesedihan yang gak bisa gue sembunyikan dari mata gue. Mata gue pun sukses bengkak! Kalut dan sakit itu rasanya susah hilang sampai saat ini. Gue mencoba bersikap sebiasa mungkin, tapi gue tahu gue bukan orang yang pandai menutupi perasaan yang gue rasa. Sampai akhirnya liliek bertanya kepada gue apa yang terjadi sama gue, dia bilang, dia gak bisa dibohongi sama raut wajah kesedihan mendalam yang gue rasakan. Tapi gue hanya menggeleng sambil tertunduk. Setelah menangis semalam, entah kenapa gue jadi gak ingin bercerita. Gue gak membutuhkan orang" lagi untuk didengarkan.... Dan rasanya ada kekuatan yang membuat gue untuk menelan rasa sedih dan sakit itu sendirian....

Dan mengenai keputusan gue apakah ingin profesi atau tidak... rasanya gue udah mengambil keputusan.. Apapun itu, semoga jadi yang terbaik... Karena sedari dulu, gue sadar, ALLAH telah mengkaruniakan gue jalan yang berbeda dan jauh lebih 'indah' karena banyak terdapat kelokan di dalamnya.. Yah, percaya sajalah, cepat atau pun lambat, semua akan indah pada waktunya...

Jumat, 16 Juli 2010

What a DAY??!!!

Yeayyy!! alhamdulillah hari ini gue sidang skripsi dan semuanya bisa terlewati dengan lancar... Hm... bersyukur banget bisa lulus meskipun blum tau siy hasilnya apa. Tapi ya seenggaknya satu tahap yang bersejarah udah gue lewati.. 

Hmmm..mmm.. meskipun gue gak merasa begitu puas setelah melewati tahap sidang ini. Entah kenapa rasanya gak 'senendang' pas selesai seminar dulu. Mungkin karena masih banyak revisi dan masih banyak yang harus gue lakukan juga gue pikirkan. Tapi gue makasiy banyak buat teman-teman gue terutama nita dan yeni yang udah ngebantuin nyediain konsumsi dan jadi operator.
Sensasinya gak seluar biasa seminar. Entah karena apa yang gue argumenkan belum bisa diterima penguji, meksipun ya akhirnya lulus dan harus banyak revisi. Entah kenapa gue malah merasa hampa setelah sidang ini. Jujur, gak ada perasaan lega dan bahagia yang meledak begitu hebatnya. Entah kenapa gue gak merasakan apa". Rasanya sidang bukan sesuatu yang wah buat gue.

Mungkin karena gue lagi 'dapet' jadi semua berasa datar dan mungkin karena itu juga rasa sensitif gue muncul. Tapi rasanya kelulusan ini gak sedatar itu bagi keluarga gue di rumah. Dari suara di telpon terdengar mereka begitu antusias atas kelulusan gue. Tapi sejujurnya ini bukan sesuatu yang wah untuk gue.

Ini justru suatu beban buat gue. Beban akan dibawa kemana masa depan gue setelah lulus ini. Beban bahwa gue harus bisa berdiri sendiri tanpa lagi topangan dari orang tua. Padahal gue sendiri masih bingung akan jadi apa gue setelah ini. Gue belum bisa berbuat sesuatu yang berarti, belum bisa membahagiakan orang tua gue. Bahkan rasanya gue belum bisa bertanggung jawab atas kehidupan gue sendiri....

Dan, perasaan datar setelah sidang ini menjadi makin datar dan bahkan mungkin tak berbekas karena gue gak bisa berbagi itu sama orang" yang gue sayang. Yayayaya... rasanya picik sekali kalau gue berpikir gitu. Mungkin ini karena gue emang lagi sensi. Dan kadang gue benci menjadi sensitif seperti ini...

Setelah sidang, makan sisa snack box berdua bersama dua sahabat, Yeni dan Nita di gazibu... setelah itu gue pulang ke kosan.. masih dengan perasaan datar.. Lapaaarrrr sekali rasanya, gue bahkan baru inget sejak pagi perut belum diisi nasi, baru makan donat setengah potong.

Mengajak seorang teman, tapi dia gak bisa. Dan.. akhirnya gue mungkin harus sendiri. Yaaa.. mungkin gue sebenarnya ingin merayakan ini. Setidaknya gue ingin merasakan bahwa gue telah melakukan sesuatu yang besar sebagai tahap untuk menuju jalan kelulusan. Gue pun nyatanya ingin membuat sidang terasa tidak terlalu datar. Tapi melihat kondisi yang ada... nyatanya memang harus dijalani datar saja. 

Berharap seseorang yang jauh di sana (sebenarnya gak terlalu jauh, masih satu pulau) bisa memberikan gue selamat dan apresiasi, tapiiiiiiiiii.... sms aja susah. pending terus...Nyesek.. sedih.. yayayaya.. ini bukan salah dia atau gue. Memang mungkin Tuhan gak mengizinkan itu terjadi dan berusaha membuat gue bertahan dengan 'kedataran' ini. 

Berusaha membohongi keirian yang sangat dalam di hati gue melihat seorang teman yang ditelpon pacar sebelum dan sesudah sidang. Bahkan, ketika dia persentasi, ternyata si pacar sedang menelepon dia, mendengarkan dia presentasi dari seberang telpon... gue mencoba tersenyum dalam hati.. miris..
yah lupakanlah. Gue bukan dia. Kami bukan mereka. Gue pun cukup dengan keadaan seperti ini dan sangat bersyukur. Tapi yang gue sesalkan, ketika gue butuh spirit itu, dia gak ada. Kembali lagi ini memang bukan salahnya atau salah gue. Yah, okelah... mungkin gue gak perlu cengeng seperti ini...

Tak peduli dengan kedataran yang masih gue rasakan, gue beranjak ke jatos siang tadi dengan tujuan mengisi perut di KFC, berharap sakit kepala yang gue rasakan bisa hilang setelah diisi makanan, tapi nyatanya susah.. susah hilang... sama halnya seperti rasa datar yang gue rasakan..

Mencoba melepaskan semua kedataran yang ada, akhirnya gue memutuskan muter" jatos, melihat" sepatu dan clutch bag buat wisuda ntar.. padahal kebaya aja belum dibeli.. hehehe.. gapapalah menghibur diri.
Ditengah keasyikan window shopping, tiba" bapak menelepon. Dari suaranya terdengar sangat bahagia sekali mendengar gue lulus. Gue yang masih saja datar, berusaha ikutan antusias... Tapi gue gak bisa bohong kalau ada yang kurang dari ini semua...

Bapak: 'Alhamdulillah ya mba, udah lulus... alhamdulillah...'
Gue  : ' Iya pa.. ehhehe (dengan perasaan datar)'
Bapak: 'udah kasih tau mama belum?'
Gue: 'udah kok'
Bapak: 'Lagi dimana sekarang?'
Gue: 'jatos'
Bapak: 'ngapain?'
Gue: 'maen aja refreshing'
Bapak: 'sama siapa?'
Gue: 'sendiri aja'
Bapak:'ko sendiri aja? sama temen atuh ntar kalo ada apa" gimana?'
Gue: (ketawa) 'ke jatos mah loncat aja nyampe pa. lagian biasa sendiri. temen" pada gak bisa. ke bandung aja berani sendiri'
Bapak: 'jangan keseringan sendiri. kasian banget (sambil bercanda)'
Gue: 'hahaaha.. enakan sendiri'

................................................................................................
Dan ini bukan pertama kalinya bapak kaget gue jalan" sendiri. Belum tau aja kalo anaknya sering sendiri dan mengautis. yah apa boleh buat... giliran gak pengen sendiri tapi keadaan memaksa sendiri... pernah suatu ketika ibu telpon waktu gue lagi mau beli makan sendiri..

Ibu: 'lagi dimana de?'
Gue: 'di jalan habis beli makan' (berbohong padahal waktu itu gue lagi antri kfc soup buat makan malam, tanpa nasi dan lauk lain)
Ibu: 'beli dmana? sama siapa?'
Gue: 'di depan aja, deket kosan. sendiri...'
Ibu: 'kok sendiri? berani kamu malem" keluar sendiri? kasian banget anak ibu... mau ditemenin ibu makannya? hehehe'
Gue: (nyesek, sedih ibu bilang gitu, ketawa garing... ) 'heheheh...'

.............................................................................................................


Yah.. hidup, apapun itu fasenya memang gak pernah seideal yang kita inginkan. Terlalu kompleks dan rumit jika gue menceritakan semua fase kehidupan bahkan yang fase simpel sekalipun. Ketika kita ingin ditemani, tak ada orang di sekitar kita.. ya sudah.. berjalanlah sendiri... Ketika kita ingin berjalan bersama beriringan, tapi yang ada hanya kita sendiri.. yasudah berjalanlah dengan kesendirian itu... Mungkin gue gak sendiri.. karena di luar sana, secara tidak sadar banyak orang yang merasa membutuhkan gue tapi gue gak bisa ada untuk mereka...

Tapi apapun itu makna kesendirian dan kedataran, gue tetap bersyukur... Meskipun kadang kesendirian menyesakkan, tapi berjuang melawan rasa sesak itu menyenangkan ..... :)
 

Septina Priyanti's Blog Template by Ipietoon Cute Blog Design