Senin, 01 Maret 2010

supersensitive

21.35 WIB
Tanpa sadar malam telah beranjak larut. Dan gue masih terdiam di depan laptop. Merasa hampa. Sepi. Kosong. Ditemani lagu" sendu yang entah kenapa masih saja gue dengarkan padahal dalam keadaan sensitif seperti ini, mereka bisa membuat air mata gue mudah jatuh. Tak ada orang yang tahu apa yang gue rasa. Karena gue sendiri susah mendeskripsikannya. Berjuta perasaan membuat hati gue makin kacau malam ini. Dan nampaknya makin kacau karena gak ada satupun orang yang bisa gue temui untuk berbagi rasa.
Rasa takut, kesepian, kesedihan, kebimbangan, down, cemas, sedikit sakit mungkin...
Entahlah jangan tanya kenapa gue jadi supersensitive seperti ini. Setiap perempuan pasti mengerti kenapa mereka terkadang berada dalam perasaan seperti ini. Merasa jatuh, di bawah, terpuruk, ditinggal jauh sendirian oleh keberuntungan.
Gue jujur gak tahu harus mulai darimana mendeskripsikan apa yang gue rasa. Mungkin dari perasaan takut kehilangan.

Kehilangan. Yah, semua orang pasti pernah merasa kehilangan. Semua orang pasti akan merasa kehilangan, bahkan semua orang tanpa mereka sadari akan mulai kehilangan dirinya. Bagian" dari dirinya. Pribadinya, masa kecilnya, masa mudanya, masa keemasannya....

Hm... terlepas dari perkataan ngawur gue di atas, gue jadi sering merindukan orang tua gue. Merindukan kelurga gue. Merindukan kebersamaan dan hari" bersama mereka. Semakin gue dewasa, gue makin jauh dari mereka. Gue makin dituntut untuk mandiri, dewasa, memberi mereka 'sesuatu' yang membanggakan.
Jarangnya gue pulang dan menghabiskan waktu bersama mereka, membuat gue kadang lupa bagaimana rasanya merasakan kasih sayang mereka yang begitu besar. Dan ketika gue pulang, meskipun sedikit perhatian yang diberikan, tapi itu kadang berarti besar buat gue. Merasa begitu benar" disayangi oleh mereka membuat hati gue tenang. Membuat gue kuat.

Gue tahu mungkin banyak hal dan masalah di rumah yang mereka sembunyikan dari gue, yang mereka gak ceritakan kepada gue hanya karena gue gak boleh kepikiran dan bisa menganggu konsentrasi belajar gue.

Seperti kasus om gue yang kecelakaan, tapi demi anaknya (sepupu gue), beliau gak memberitahu sepupu gue karena gak ingin membuat sepupu gue itu khawatir. Dan itu pernah terjadi pada gue.

Ketika papa masuk ke rumah sakit dalam keadaan gak sadar, mama memberitahu gue sangat hati", dan dengan kata" yang dipilih supaya gue gak khawatir dan cemas. Begitu pula ketika ibu kecelakaan karena ditabrak motor, gak ada 1 pun yang ngasih tau gue, dan akhirnya mba yang mengabari gue, itupun dengan diam" karena ibu melarang mengabari gue, dan semua itu dilakukan karena takut gue khawatir dan sedih.

Keadaan seperti itu justru membuat gue makin sedih dan down. Waktu itu yang gue bisa lakukan hanya menangis sendirian di kosan. Kacau dan bingung.

Dan sekarang, di saat semuanya sibuk dengan urusan masing". Gue sendiri termenung memikirkan tentang hal" seperti itu, membuat gue makin sedih. Rasanya sesak. Entah kenapa...
Mungkin karena gue benar" lagi sangat sensitif. Gue takut sendirian, gue takut ditinggalkan. Meskipun gue terbiasa sendiri, tapi gue butuh orang lain. Kadang gue lupa gimana rasanya dimanjakan, karena mungkin gue selalu mencoba menjalaninya sendiri.

Telah lama gue menginginkan sesuatu yang 'indah dan bermakna dalam' di kehidupan gue. Kadang rasanya hati ini begitu gersang. Mungkin simpelnya, saat ini, gue ingin sekali mendapat perhatian. Mendapatkan kasih sayang lebih dari seseorang. Gue merindukan saat" indah nan romantis itu.
Gue ingin sekali merasakan terkejutnya mendapat surprise sampai bisa menangis bahagia. Gue gak pernah menangis karena bahagia. Gue ingin sekali merasakan itu dari dalam hati....


0 komentar:

Posting Komentar

 

Septina Priyanti's Blog Template by Ipietoon Cute Blog Design