Senin, 27 September 2010

Sesuatu yang Indah

Mendapatkan keuntungan tanpa risiko, pengalaman tanpa bahaya, dan imbalan tanpa kerja, sama mustahilnya dengan hidup tanpa dilahirkan (AP. Gouthe)


Ketika sebutir berlian masih mentah, bentuknya tak jauh berbeda dengan batuan biasa. Wanita yang paling tergila-gila dengan berlian pun mungkin akan kesulitan untuk bisa membedakan keduanya. Untuk bisa menghasilkan berlian yang berkilau, maka batuan itu harus digosok berulang-ulang tanpa henti. Semakin sering dan semakin banyak digosok, berlian itu pun akan semakin menampakkan kilaunya yang cemerlang.

Hal ini tak jauh berbeda dengan emas, yang juga digila-gilai banyak orang itu. Emas harus dibakar terlebih dahulu dengan api yang teramat panas untuk bisa menghasilkan kemurniannya. Begitupun dengan minyak wangi yang dihasilkan dari bunga. Bunga perlu diperah terlebih dahulu untuk bisa menghasilkan minyak wangi.

Kita juga bisa lebih indah dari berlian, lebih cemerlang dari emas, lebih wangi dari bunga, asalkan kita juga berani 'digosok' berulang-ulang dan dibakar panasnya api kehidupan, serta diperas oleh semangat dan kerja keras. Karena itu, ketika badai menerjang, ketika krisis dan kegagalan berulang-ulang menghantam, ketika rasa sakit dan kepahitan memaksa untuk ditelan, hayatilah bahwa itu proses untuk mengeluarkan sesuatu yang paling indah, sesuatu yang paling cemerlang, sesuatu yang paling wangi dalam dirimu!!

Tahukah kamu, bagaimana proses terjadinya sebuah mutiara? Mula-mula sebutir batu pasir masuk ke dalam tubuh seekor kerang yang lembek. Kerang itu tentu merasa kesakitan yang luar biasa karena tubuhnya yang merah dan lembek itu tertusuk-tusuk sebutir pasir yang tajam sementara dia tak bisa melepaskannya karena tak memiliki tangan untuk mengambilnya. Dia menahan rasa sakit itu, membalut batu pasir yang tajam itu dengan getah perutnya, dan terus berusaha mengalahkan rasa sakit itu sampai berhari-hari lamanya. Sakit yang pada mulanya begitu pedih luar biasa, lama-lama menjadi tak terlalu terasa lagi karena kerang itu sudah mulai terbiasa dengan rasa sakitnya. Hal itu bahkan berlangsung sampai bertahun-tahun, dan tanpa disadarinya, sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus, dan rasa sakitpun semakin berkurang, semakin menghilang. Semakin lama pula mutiara itu semakin berkembang besar dalam tubuhnya. Rasa sakit yang menggigit sudah menjadi sesuatu yang biasa. Dan di akhir proses itu, sebutir mutiara yang besar, utuh mengkilap dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Rasa sakit dan ar mata telah berubah menjadi mutiara, dan kerang itu pun menjadi jauh lebih berharga dibanding dengan jutaan kerang lain yang disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan...



Masih diambil dari buku yang sama: 'Gapailah Impianmu'
Author: Hoeda Manis

Didedikasikan untuk teman-teman yang sama-sama tengah berjuang di luar sana (skripsi, kerjaan, sekolah, cinta, keluarga, atau apapun itulah)... Semoga dapat menginspirasi dan menjadi 'percikan' di tengah kegelisahan hati.. :)
Sekali lagi, nikmatilah panas 'api' kehidupan.. karena itu yang membuat kita seharum bunga, seindah berlian, berkilauan seperti mutiara, dan secemerlang emas..
Semoga...

0 komentar:

Posting Komentar

 

Septina Priyanti's Blog Template by Ipietoon Cute Blog Design