Rabu, 08 September 2010

Lability...


Entah kenapa, gue lebih tertarik menceritakan perasaan gue disini, daripada share kegiatan gue selama beberapa hari ini, padahal beberapa hari ini, gue mengikuti beberapa kegiatan buka bersama dengan teman" semasa sekolah. Mulai dari SMA, SMP, sampai SD... Tapi dari semuanya itu, meskipun cukup berkesan, rasanya tetap gak bisa gue rasakan sepenuhnya.. Masih ada perasaan yang mengganjal dan kosong yang menggelayuti hati gue..

Kelabilan dan perasaan yang tidak menentu apalagi ketika menyangkut soal kerjaan dan masa depan.. Rasanya jadi sangat sensitif dan ada perasaan sedih yang menyergap seketika sewaktu ada orang lain yang menanyakan dan menyinggung masalah itu.. Berkali-kali juga gue tertunduk lesu, rasanya ingin menutup telinga dan tak ingin mendengarkan komentar atau pertanyaan orang" tentang itu..

Beberapa kejadian yang menurut gue masih menyesakkan berkaitan dengan keputusan yang gue ambil dan masa depan gue nantinya adalah...

PERTAMA, 
Ketika teman" dekat gue nampaknya shock dan kaget akan keputusan yang gue ambil untuk tidak profesi... Entah apa maksud kata" dan ekspresi yang mereka tunjukkan di hadapan gue waktu itu. Yang jelas rasanya sedikit menyesakkan, namun gue mencoba tersenyum.. Berharap semuanya akan  baik" saja...

KEDUA,
Ketika yudisium, dan pembantu dekan 1 bilang kalau seolah profesi itu wajib dan bagi mereka yang gak ikut profesi itu gak akan bisa kerja dimana-mana... Rasanya itu seketika membuat senyum gue hilang padahal hari itu adalah dimana hari yang cukup bersejarah bagi gue..

KETIGA..
Ketika gue sedang ingin mengirimkan surat lamaran kerja lewat TIKI, dan petugasnya menanyakan kepada gue, lulusan jurusan apa.. Dan, tentu saja, sebelumnya gue sudah bisa mengira, dia akan mengajukan pertanyaan itu.. Akhirnya gue menjawab jurusan ekonomi.. Dengan tujuan supaya dia gak tanya" lebih lanjut dan gak mengeluarkan ekspresi aneh karena tujuan surat lamaran pekerjaan gue gak satupun ke rumah sakit... 

KEEMPAT...
Ketika tadi sore om Bandi menawarkan kepada gue untuk kerja di Jepang sebagai caregiver lansia atau di panti jompo... Kembali gue mencoba tersenyum dan bilang kalau gue gak bisa bekerja sebagai perawat karena gue gak ambil profesi ners.. Gue tahu pasti yang muncul di benak beliau atau siapapun yang bertanya tentang soal ini pasti akan berkata: 'aneh. buat apa sekolah tinggi" kalau gak ambil profesi. mau jadi apa??'
Gue tahu.. ini semua gue yang memutuskan dan gue gak boleh menyesali itu, meskipun ada kesedihan yang muncul. Kesedihan yang muncul bukan semata-mata karena gue menyesal telah mengambil keputusan ini, tapi karena orang" di sekeliling gue meremehkan dan memandang sebelah mata ke arah gue hanya karena gue mengambil jalan yang berbeda dari orang kebanyakan...

KELIMA..
Ketika tadi siang di angkot ada ibu" yang tanya soal wisuda, kelulusan, praktek, bla bla... dan rasanya waktu itu gue ingin segera berlalu dari hadapannya, gak mendengarkan pertanyaan yang membuat gue sangat sensitif itu..

KEENAM..
Ketika gue bertemu dengan temen" SD yang juga ambil jurusan keperawatan... Yahh.. gak perlu menceritakan apa saja yang mereka tanyakan atau kita bicarakan.. karena buat gue itu menyakitkan..

Berkali-kali mereka menyudutkan gue..
Berkali-kali mereka seolah berteriak bahwa keputusan yang gue ambil adalah sebuah kesalahan besar..
Berkali-kali gue jatuh dan bangun sendiri menghadapi itu semua..
Terkadang ingin menangis dan berteriak.. berontak dan membuat pilihan yang lain..
Tapi gue gak bisa..
Mungkin apa yang mereka pikirkan dan katakan tentang gue adalah sebuah kebenaran...
Mungkin memang keputusan yang gue ambil adalah sebuah kekonyolan..
Tapi gue sadar.. gue gak boleh menyerah..
Sesakit apapun itu, gue harus bertahan...
Semoga ALLAH masih memberikan gue kekuatan untuk tersenyum di antara kelabilan dan tekanan yang gue rasakan ini...

0 komentar:

Posting Komentar

 

Septina Priyanti's Blog Template by Ipietoon Cute Blog Design