Senin, 27 September 2010

Peng-iri-an :P

Heuh rasanya males banget ya jadi orang yang punya sifat iri, selalu merasa iri dan gak pernah merasa cukup.. Selalu aja merasa kurang dan pengen lebih atau mungkin menyamai dari orang lain... Ngomong" soal pengirian, beberapa waktu lalu gue juga merasakan syndrome ini..
Sebenernya wajar siy bagi manusia merasa iri kepada manusia lainnya.. hanya rasanya gak wajar aja kalo rasa iri itu justru membuat kita tersiksa karena gak pernah puas dan gak pernah bersyukur atas apa yang kita punya...
Oke, gue bakal sedikit share tentang rasa keirian yang sempet muncul dalam benak gue..

1. Gue iri ketika melihat wall to wall antara temen gue dan pacarnya di facebooknya.. Wall"nya dipenuhi kata" sayang dan romantis.. rasanya tiap hari selalu bahagia dan penuh cintaa..... whuaaa... ngiler...

Oke, penjelasan gue dari rasa iri gue ini adalah, bukan semata gue gak bahagia dan gak senang dengan hubungan yang gue punya sekarang... cuma kadang kalau lagi garing, dicuekin, dan sama" sibuk.. rasanya ada yang kosong dalam hati.. rasanya susah banget buat numbuhin getar" asmara (hahah.. najong) kalo mood lagi jelek.. Dan lagi, Tomy, cowok gue sekarang adalah bukan cowo yang romantis dan pinter bikin kata" manis setiap hari... Pembawaannya yang kaku, kadang cuek dan datar ketika di sms kadang bikin gue gemes... Meskipun bersama dia terasa lebih hangat ketika ketemu.. dibanding ketika di sms.. Dan.. pelan" gue mulai mengoreksi rasa iri gue ini. Ini memang gak boleh didiemin.. bagaimanapun, rumput tetangga selalu lebih bagus.. Bersyukur sajalah.. dengan seseorang yang gue punya hari ini.. toh, gue yakin rasa sayangnya untuk gue gak kalah dari rasa sayang pacar teman gue itu... 

2. Gue iri ketika melihat foto" pernikahan dan prewedding seseorang di internet.. Bertanya dalam hati, apakah gue bisa seperti itu.. Siapa yang akan jadi mempelai prianya ????

3. Gue iri mendengar kabar teman" yang sudah kerja dan punya penghasilan sendiri... Kapan giliran gue?? Apa gue bisa dapet kerjaan seperti mereka??

Bla.. bla.. bla...
Dan seribu perasaan iri lainnya yang muncul dalam hati kadang menganggu gue.. Tapi yasudahlah.. gak ada gunanya melihat ke atas terus.. masih banyak orang" yang di bawah kita.. nikmati dan bersyukur saja.. Sabar dan ikhlas menjalani hidup... rasanya itu lebih baik.. :)

Sesuatu yang Indah

Mendapatkan keuntungan tanpa risiko, pengalaman tanpa bahaya, dan imbalan tanpa kerja, sama mustahilnya dengan hidup tanpa dilahirkan (AP. Gouthe)


Ketika sebutir berlian masih mentah, bentuknya tak jauh berbeda dengan batuan biasa. Wanita yang paling tergila-gila dengan berlian pun mungkin akan kesulitan untuk bisa membedakan keduanya. Untuk bisa menghasilkan berlian yang berkilau, maka batuan itu harus digosok berulang-ulang tanpa henti. Semakin sering dan semakin banyak digosok, berlian itu pun akan semakin menampakkan kilaunya yang cemerlang.

Hal ini tak jauh berbeda dengan emas, yang juga digila-gilai banyak orang itu. Emas harus dibakar terlebih dahulu dengan api yang teramat panas untuk bisa menghasilkan kemurniannya. Begitupun dengan minyak wangi yang dihasilkan dari bunga. Bunga perlu diperah terlebih dahulu untuk bisa menghasilkan minyak wangi.

Kita juga bisa lebih indah dari berlian, lebih cemerlang dari emas, lebih wangi dari bunga, asalkan kita juga berani 'digosok' berulang-ulang dan dibakar panasnya api kehidupan, serta diperas oleh semangat dan kerja keras. Karena itu, ketika badai menerjang, ketika krisis dan kegagalan berulang-ulang menghantam, ketika rasa sakit dan kepahitan memaksa untuk ditelan, hayatilah bahwa itu proses untuk mengeluarkan sesuatu yang paling indah, sesuatu yang paling cemerlang, sesuatu yang paling wangi dalam dirimu!!

Tahukah kamu, bagaimana proses terjadinya sebuah mutiara? Mula-mula sebutir batu pasir masuk ke dalam tubuh seekor kerang yang lembek. Kerang itu tentu merasa kesakitan yang luar biasa karena tubuhnya yang merah dan lembek itu tertusuk-tusuk sebutir pasir yang tajam sementara dia tak bisa melepaskannya karena tak memiliki tangan untuk mengambilnya. Dia menahan rasa sakit itu, membalut batu pasir yang tajam itu dengan getah perutnya, dan terus berusaha mengalahkan rasa sakit itu sampai berhari-hari lamanya. Sakit yang pada mulanya begitu pedih luar biasa, lama-lama menjadi tak terlalu terasa lagi karena kerang itu sudah mulai terbiasa dengan rasa sakitnya. Hal itu bahkan berlangsung sampai bertahun-tahun, dan tanpa disadarinya, sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus, dan rasa sakitpun semakin berkurang, semakin menghilang. Semakin lama pula mutiara itu semakin berkembang besar dalam tubuhnya. Rasa sakit yang menggigit sudah menjadi sesuatu yang biasa. Dan di akhir proses itu, sebutir mutiara yang besar, utuh mengkilap dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Rasa sakit dan ar mata telah berubah menjadi mutiara, dan kerang itu pun menjadi jauh lebih berharga dibanding dengan jutaan kerang lain yang disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan...



Masih diambil dari buku yang sama: 'Gapailah Impianmu'
Author: Hoeda Manis

Didedikasikan untuk teman-teman yang sama-sama tengah berjuang di luar sana (skripsi, kerjaan, sekolah, cinta, keluarga, atau apapun itulah)... Semoga dapat menginspirasi dan menjadi 'percikan' di tengah kegelisahan hati.. :)
Sekali lagi, nikmatilah panas 'api' kehidupan.. karena itu yang membuat kita seharum bunga, seindah berlian, berkilauan seperti mutiara, dan secemerlang emas..
Semoga...

Rabu, 08 September 2010

Lability...


Entah kenapa, gue lebih tertarik menceritakan perasaan gue disini, daripada share kegiatan gue selama beberapa hari ini, padahal beberapa hari ini, gue mengikuti beberapa kegiatan buka bersama dengan teman" semasa sekolah. Mulai dari SMA, SMP, sampai SD... Tapi dari semuanya itu, meskipun cukup berkesan, rasanya tetap gak bisa gue rasakan sepenuhnya.. Masih ada perasaan yang mengganjal dan kosong yang menggelayuti hati gue..

Kelabilan dan perasaan yang tidak menentu apalagi ketika menyangkut soal kerjaan dan masa depan.. Rasanya jadi sangat sensitif dan ada perasaan sedih yang menyergap seketika sewaktu ada orang lain yang menanyakan dan menyinggung masalah itu.. Berkali-kali juga gue tertunduk lesu, rasanya ingin menutup telinga dan tak ingin mendengarkan komentar atau pertanyaan orang" tentang itu..

Beberapa kejadian yang menurut gue masih menyesakkan berkaitan dengan keputusan yang gue ambil dan masa depan gue nantinya adalah...

PERTAMA, 
Ketika teman" dekat gue nampaknya shock dan kaget akan keputusan yang gue ambil untuk tidak profesi... Entah apa maksud kata" dan ekspresi yang mereka tunjukkan di hadapan gue waktu itu. Yang jelas rasanya sedikit menyesakkan, namun gue mencoba tersenyum.. Berharap semuanya akan  baik" saja...

KEDUA,
Ketika yudisium, dan pembantu dekan 1 bilang kalau seolah profesi itu wajib dan bagi mereka yang gak ikut profesi itu gak akan bisa kerja dimana-mana... Rasanya itu seketika membuat senyum gue hilang padahal hari itu adalah dimana hari yang cukup bersejarah bagi gue..

KETIGA..
Ketika gue sedang ingin mengirimkan surat lamaran kerja lewat TIKI, dan petugasnya menanyakan kepada gue, lulusan jurusan apa.. Dan, tentu saja, sebelumnya gue sudah bisa mengira, dia akan mengajukan pertanyaan itu.. Akhirnya gue menjawab jurusan ekonomi.. Dengan tujuan supaya dia gak tanya" lebih lanjut dan gak mengeluarkan ekspresi aneh karena tujuan surat lamaran pekerjaan gue gak satupun ke rumah sakit... 

KEEMPAT...
Ketika tadi sore om Bandi menawarkan kepada gue untuk kerja di Jepang sebagai caregiver lansia atau di panti jompo... Kembali gue mencoba tersenyum dan bilang kalau gue gak bisa bekerja sebagai perawat karena gue gak ambil profesi ners.. Gue tahu pasti yang muncul di benak beliau atau siapapun yang bertanya tentang soal ini pasti akan berkata: 'aneh. buat apa sekolah tinggi" kalau gak ambil profesi. mau jadi apa??'
Gue tahu.. ini semua gue yang memutuskan dan gue gak boleh menyesali itu, meskipun ada kesedihan yang muncul. Kesedihan yang muncul bukan semata-mata karena gue menyesal telah mengambil keputusan ini, tapi karena orang" di sekeliling gue meremehkan dan memandang sebelah mata ke arah gue hanya karena gue mengambil jalan yang berbeda dari orang kebanyakan...

KELIMA..
Ketika tadi siang di angkot ada ibu" yang tanya soal wisuda, kelulusan, praktek, bla bla... dan rasanya waktu itu gue ingin segera berlalu dari hadapannya, gak mendengarkan pertanyaan yang membuat gue sangat sensitif itu..

KEENAM..
Ketika gue bertemu dengan temen" SD yang juga ambil jurusan keperawatan... Yahh.. gak perlu menceritakan apa saja yang mereka tanyakan atau kita bicarakan.. karena buat gue itu menyakitkan..

Berkali-kali mereka menyudutkan gue..
Berkali-kali mereka seolah berteriak bahwa keputusan yang gue ambil adalah sebuah kesalahan besar..
Berkali-kali gue jatuh dan bangun sendiri menghadapi itu semua..
Terkadang ingin menangis dan berteriak.. berontak dan membuat pilihan yang lain..
Tapi gue gak bisa..
Mungkin apa yang mereka pikirkan dan katakan tentang gue adalah sebuah kebenaran...
Mungkin memang keputusan yang gue ambil adalah sebuah kekonyolan..
Tapi gue sadar.. gue gak boleh menyerah..
Sesakit apapun itu, gue harus bertahan...
Semoga ALLAH masih memberikan gue kekuatan untuk tersenyum di antara kelabilan dan tekanan yang gue rasakan ini...

Senin, 06 September 2010

Berkali-kali gue tersesat dalam perasaan seperti ini..
Mungkin benar, sepanjang tahun ini hidup gue dibayangi kerapuhan..
Keluarga dan orang terdekat rasanya gak berarti banyak dalam membantu gue mengatasi kerapuhan...
Suasana rumah yang gak terasa hangat seperti dulu..
Justru malah menjadi dingin.. atau bahkan panas sekali..
Serasa berdiam dalam sekam di neraka..
Membuat gue justru makin rapat memendamnya sendiri...
Semuanya terasa sulit..
Membuat gue tak bisa bergeming..
Dan jangan salahkan gue kalau gue gak betah berlama-lama di sini...
Mungkin gue harus  banyak sabar..
Tapi rasanya terus"an memendam sesuatu apapun itu, dalam jangka waktu yang lama  bukan hal yang baik untuk gue..
Segala sesuatu yang  ditahan  memang akan terasa menyakitkan dan menyiksa..

Seseorang dan teman pun bahkan tak ada..
Kadang seseorang yang saat itu merasa paling gue cintai, dia yang paling menyakiti gue..
Bahkan dengan mudahnya dia menginjak-injak tunas harapan di hati gue..
Berkali-kali menyudutkan gue..
Berkali-kali menendang gue dalam keterpurukan yang lebih dalam..
Dan akhirnya membuat gue makin merasa buruk..
Menyedihkan memang...
Rasanya dia yang paling membuat gue merasa tersisih.. tak berguna..
Tapi gue sadar..gue harus bertahan..
Walaupun kadang ketika perih itu datang, gue kembali harus menelannya sendiri..
Bahkan harus mampu menahan air mata untuk gak turun..

Kalut dan kacau..
Redup dan hilang..
Mungkin benar, bahwa gue yang makin menggelapkan hati gue
Meski awalnya orang lain yang menyulut..


Lalu harus gue bawa kemana perasaan seperti ini..
 

Septina Priyanti's Blog Template by Ipietoon Cute Blog Design