Minggu, 14 Februari 2010

One book: One story

Sejak gue TK, gue hoby sekali membaca buku, terutama buku cerita bergambar, dongeng, majalah bobo, dan novel. Beberapa tahun lalu sempat tertarik dengan novel berbahasa inggris. Tapi akhirnya gue menyerah, gak sanggup menghabiskan membacanya karena waktu itu gue sangat sibuk menghadapi UAN.
Setiap buku yang gue baca, memiliki sejarah dan kesan tersendiri... dan dibawah ini, gue bakal bercerita mengenai beberapa buku yang paling gue sukai..



Buku berjudul 'Beautiful Stranger' karangan Sasya Fitrina ini adalah buku yang paling gue suka. Ini adalah buku favorit gue yang pertama. Gue beli ketika duduk di bangku SMA kelas 3. Sebenernya buku ini emang bukan buku best seller yang selalu tampil di halaman depan etalase gramedia, atau ada di daftar buku best seller, gue pun bahkan menemukannya secara gak sengaja di deretan buku novel remaja yang hampir tidak terlihat. Entah kenapa begitu liat cover dan sinopsis ceritanya, bikin gue langsung sreg aja pengen beli buku ini. Dan ternyata benar, pelan" gue baca buku ini, dan akhirnya gue mulai ketagihan buat nerusin ceritanya. Alhasil karena dulu pas SMA kebiasaan gue sebelum bobo adalah baca, jadi aja buku ini gue habiskan dalam waktu semalam. Hehehe... ceritanya itu gue banget. Bukan karena ini sama atau mirip dengan keadaan gue, tapi entah kenapa ceritanya yang ringan dan penuh kejutan bikin gue nyaman saat membacanya. Dan yang paling gue suka adalah karakter si tokoh laki"nya, yang bernama Putra. Putra adalah cowok yang smart, cool, romantis tapi gak gombal, terlihat perkasa karena dia selalu berusaha melindugi ceweknya. Gue juga suka sama style nya putera yang tergambar di cover depan buku: berkacamata, potongan rambut rapi, casual dengan sneakersnya. Entah kenapa sejak saat itu, gue jadi suka dan sedikit terobsesi dengan sosok laki" seperti Putra. Buku ini jadi kenangan tersendiri buat gue. Karena ketika gue asyik membaca buku ini berkali-kali, waktu itu gue masih jadian sama Ajie, pacar pertama gue yang gue kenal lewat chatting. Dulu saking asyiknya baca buku ini berulang-ulang, gue kadang sampe lupa bales sms dia. Sampe akhirnya dia penasaran kenapa gue lama membalesnya, dan gue bilang lagi asyik baca novel. Gue masih ingat jawaban Aji ketika gue menjawab pertanyaannya, dan dia seketika langsung bilang bakal nyari n beli novel ini di gramedia, karena dia juga penasaran, novel jenis apa yang bisa sampe membuat gue sebagai pacarnya sampai bisa sedikit melupakan dia.

 
Buku novel kedua yang paling gue suka adalah buku karangan Djenar Maesa Ayu yang berjudul 'Nayla'. Buku ini juga sama bukan buku yang berada di deretan best seller, bahkan gue menemukannya di sebuah toko buku kecil, bukan di gramedia. Yang pertama membuat gue tertarik adalah tulisan 'Khusus Pembaca Dewasa' di sampul bukunya. hahaha.. ini karena jaman" SMA yang membuat gue ingin selalu tahu apa yang ada di pikiran dan kehidupan orang dewasa, dan gue mencoba mencari juga menelusurinya melalui sebuah buku novel. Buku yang gambar covernya ini terlihat simple, sebuah peniti yang terkait pada sesuatu ini, setelah diperhatikan lebih dalam ternyata peniti ini terkait pada kulit manusia. Hal ini berhubungan sama isi bukunya, yang menggambarkan pelecehan seksual pada Nayla gadis di bawah umur, yang dilakukan oleh ibunya sendiri. Yang membikin gue terbelalak adalah, diceritakan bahwa sejak kecil, Nayla telah disiksa oleh ibunya. Salah satu bentuk penyiksaannya adalah dengan mengaitkan peniti di kulit paha dan vagina Nayla. Serem banget gue waktu itu ngebayanginnya. Sampai sekarang juga masih gak bisa membayangkan kaya apa jadinya. Sejak saat itu, gue jadi tertarik dengan karya" Djenar, yang jujur, apa adanya, nyeleneh karena selalu berbicara tentang seks, diselipi kata" kotor, dan yang paling gue suka, adalah keberanian dia berimajinasi tentang sesuatu yang digambarkan secara unik. Buku Djenar lain yang gue punya adalah 'Mereka Bilang Saya Monyet', dan 'Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta'.



Buku terfavorit gue yang ketiga adalah 'Kambing Jantan' karya Raditya Dika. Buku ini memang sangat jauh dari kesan serius dua novel sebelumnya. Buku catatan blog harian seorang pelajar ini menggambarkan kekonyolan sang penulis dalam kehidupan sehari-hari dan sifatnya sangat menghibur. Bisa membuat gue ngakak dan ketawa sendirian. Dari sini juga gue mulai ngefans sama Raditya Dika, apalagi kesukaan gue sama cowok berkacamata yang punya sense of humor tinggi ada di dalam sosok Dika. Dan selanjutnya gue pun mulai mengoleksi buku" lain karangan dia, dan sekarang gue tengah menantikan buku karangan 
terbaru darinya.
 


Buku yang terakhir ini adalah sebenernya bukan buku favorit gue. Tapi buku ini mengajarkan gue banyak hal. Buku Berjudul 'Be A Great Wife-Agar Dicintai Suami' ini sebenernya sepaket sama buku pasangannya ' Be A Great Husband-Agar Dicintai Isteri'. Buku ini adalah buku yang gue dan Tomy beli di sebuah toko buku di Jatos. Hmm.. lucu emang kenapa qta beli buku ini. Berawal dari niat kita untuk menikah muda, dan mulai mencoba memperbaiki diri, memperkaya pengetahuan diri dan mempersiapkan mental sebelum akhirnya qta menikah. Buku yang gue baca, berisi berbagai macam kriteria isteri solehah yang sesuai dengan al quran dan meceritakan berbagai karakteristik isteri nabi. Baca buku ini agak 'berat' untuk gue.Bukan berat karena isinya, tapi berat karena untuk menjadi isteri yang solehah memang tidak mudah. Disini dijelaskan bagaimana seorang perempuan begitu sempurnanya melayani sang suami, dan rasanya sangat jarang ditemukan di dunia nyata jaman sekarang. Gue sendiri merasa gak mampu untuk menjadi apa yang buku ini ceritakan. Kalau buku yang satunya yang dibawa Tomy, entah apa isinya, dia sendiri kayanya belum tuntas ngebacanya. Heheh... yah harapan gue semoga buku ini sangat berguna dan bisa membantu kita untuk menjadi suami dan isteri idaman. Semoga saja buku ini benar" bisa menjadi tuntutan dalam kita berumah tangga nantinya. Dan ALLAH selalu membimbing jalan kita menuju jalan pernikahan. Karena gue sangat menyayangi dia, dan ingin menjadi dia yang terakhir. :)


Jumat, 12 Februari 2010

Tentang Kesendirian...

Hari Jumat ini adalah hari senggang gue yang kesekian kalinya di minggu ini. Yap, kuliah emang blum maksimal dan sibuk, jadi masih banyak waktu senggang. Di saat waktu senggang seperti ini, kadang gue justru menghabiskannya dengan kesendirian. Entahlah rasanya gak pernah bener" tepat memiliki waktu dan moment yang pas, yang bisa gue isi dengan kesendirian atau bersama seseorang.

Bangun agak siang hanya karena gue belum bisa mengubah bad habit gue: tidur siang nyenyak yang berakibat gak ngantuk pas malem dan ujung"nya gue meronda--kata lain dari begadang dari pacar sebagai bentuk sindiran bad habit gue--dan susah bangun di waktu pagi.

Gue sangat ingin mengubah itu dan menyeimbangkannya dengan kebiasaan pacar yang sepertinya lebih sehat dibanding kebiasaan gue: bobo gak malem" dan bangun lebih pagi--tapi berkali-kali gue coba tetep aja susah. Huft, entah kenapa tiap habis duhur gue selalu gampang banget ngantuk, dan ketika malam tiba gue jadi gak mood buat tidur lebih awal. Gue sadar, lama" ini bisa jadi masalah dalam hubungan jarak jauh kita, secara timing buat komunikasi antara gue dan dia tidak pernah benar" tepat. Dan di saat sendiri ini gue jadi makin pusing memikirkannya. Arrghh...

Tentang kesendirian... gue merasa akhir" ini, hampir 80 % kehidupan gue dipenuhi dengan kesendirian. Meskipun kadang" kesendirian dianggap sebagian orang hal yang menyedihkan--gue pun kadang menganggap hal yang sama--tapi dengan seperti ini, lama" gue mulai terbiasa dan nyaman dengan kesendirian gue.

Seperti halnya tadi pagi, gue tiba" kebingungan dan berniat mengubah planning awal gue buat pergi ke Palasari. Entah kenapa ketika mandi gue kepikiran buat pergi ke perpus fak.psikologi dulu buat cari buku yang gue butuhkan, siapa tahu bisa lebih efektif dibanding gue jauh" pergi ke Palasari.

Akhinya gue memutuskan meng-sms temen gue yang gue tau kemaren dia sempat berkunjung ke psikologi untuk mencari tahu gimana prosedur peminjaman di sana . Dan kebimbangan gue untuk menjalankan rencana yang mana pun muncul makin kuat. Tapi gue sadar, gue harus bisa segera memutuskan, akhirnya gue memutuskan untuk meng-sms temen gue menanyakan kepastian apakah dia besok jadi pergi ke Palasari. Jadi gue berpikir, kalo hari ini gue pergi ke perpus, kan gue bisa punya temen buat pergi ke Palasari besok. Tapi nyatanya dia gak  jadi pergi ke Palasari besok, hal inilah yang membuat gue positif untuk pergi ke Palasari.


Sejujurnya, gue ingin sekali ada seseorang yang bisa menemani gue , karena entah kenapa dalam hati gue merasa ada sedikit ketakutan dan rasa khawatir untuk pergi sendiri, mengingat akan cerita" tentang kejahatan kriminal di jalanan dan di angkutan umum dari Liliek. Tapi apa boleh buat. Itu semua gak boleh menghambat niat gue untuk maju. 

Dan akhirnya, hari itu gue ber-autis ria menuju Palasari. Sepanjang jalan entah kenapa perasaan khawatir dan parno gue terus menggelayuti di pikiran dan hati gue... Di Palasari gue gak berlama", cukup setengah jam nyari buku [karena toko bukunya juga  mau tutup sementara buat solat jumat], dan gue gak ingin menunggu berlama" sampai  toko bukunya buka lagi. Sampai saat itu gue masih diliputi ketakutan dan ada perasaan hampa yang menyeruak dalam diri gue.

Masa, udah jauh" sendirian ke Palasari, cuma sebentar, trus pulang lagi--kata" itu yang muncul dalam pikiran gue. Ingin rasanya gue gak langsung pulang, ingin gue pergi jalan" kemana dulu gitu... Tapi lagi" gue merasa sendiri dan hampa. Gue saat itu ingin ditemani, tapi tak ada satu orang pun  yang bisa menemani gue.. Ingin rasanya gue menangis..

Perasaan takut gue makin menjadi ketika gue memutuskan makan yamin di depan Palasari dan ada seorang pengamen yang menatap gue dengan tatapan menelanjangi, memaksa dan menggoda gue karena gue gak bisa memberikan uang recehan. Saat itu gue gak berani menatap bahkan melihat wajahnya, itu cukup menakutkan bagi gue. Lagi" gue tertunduk lemas. Seandainya saja saat itu ada seseorang di samping gue, mungkin pengamen itu gak akan berani menggoda gue...

Menelusuri jalan Lodaya sebelum akhinya menyebrang untuk menunggu damri lewat, gue bertemu dengan pengamen itu lagi. Dan lagi" dia menggoda gue.. Jantung gue berdegup kencang, gue merasa agak takut dan mempercepat langkah gue, sampai akhirnya gue gak berani menoleh ke belakang, takut dia benar" mengejar gue.

Ahh.. seandainya saja gue gak sendiri...lagi" kata" itu menggelayuti pikiran gue, dan berkali-kali juga gue berusaha mengusirnya, menggantinya kalau gue gak boleh manja dan cengeng.

Menunggu damri di pinggir jalan besar yang kadang padat kadang lengang membuat gue takut lagi, takut kalau seandainya ketika jalan lengang ada seseorang yang berniat jahat kepada gue, dan gue gak bisa minta tolong kepada siapapun. 

Sejujurnya gue benci merasakan ini. Gue gak suka dengan perasaan khawatir, parno, ketakutan yang terus"an menggelayuti pikiran gue ini... Tapi yang gue sadari, semakin kita sering sendiri, semakin sering pula kita berbicara dengan pikiran kita [entah itu positif atau negatif] dan lama" kelamaan, pikiran kita lah yang menuntut kita untuk bersikap...


Mungkin orang" melihat gue sebagai cewek yang mandiri dan terbiasa sendiri. Tapi apakah mereka pernah berpikir, kalau kadang gue juga membutuhkan seseorang di samping gue, di saat" tertentu??









Selasa, 02 Februari 2010

Masa muda masa yang berapi-api...

Ketika gue duduk di TK
Menjalani kehidupan apa adanya, tak pernah terbebani dengan masalah kehidupan, bermain, jalan" bersama keluarga, dikelilingi orang" yang gue sayang, punya banyak teman, tak pernah bimbang dan takut menghadapi hari esok karena ada orang tua yang siap membimbing serta melindungi gue.. Belum bisa merasakan kerasnya kehidupan, semuanya hanya terasa manis... Tak pernah takut menghadapi tantangan dan kenyataan karena belum bisa membedakan yang mana kenyataan, yang mana tantangan...
Gue disekolahkan di sebuah taman kanak" islam, waktu itu, gue hanya menurut, tak terpikir untuk membantah atau bahkan bertanya kenapa gue disekolahkan di situ...
Hal yang paling menyenangkan adalah ketika gue mulai sekolah dan papa mama membelikan sepatu baru, seragam baru, tempat makan baru...
Hal yang paling menakutkan dan mengerikan bagi gue adalah ketika tiap hari Rabu di tiap jam istirahat, bu guru memberikan snack kolak pisang. Gue yang sedari kecil takut dan gak suka sama buah apalagi pisang, setiap hari Rabu selalu merasa deg"an... Gue takut kalau dipaksa makan itu. Tante gue yang selalu menemani gue sekolah sangat mengerti apa yang gue rasakan. Dan dia kemudian bilang kepada bu guru. Lega rasanya di saat gue gak diharuskan memakan kolak.


Ketika gue SD
Mungkin dari sinilah, gue mulai menjadi orang yang ambisius. Entah darimana awalnya, mungkin karena didikan dari papa juga. Papa sangat berperan memotivasi gue saat SD ini. Didikan papa yang keras dan berdisplin tinggi membuat gue jadi orang yang disiplin, perfeksionis, dan ambisius. Mungkin awalnya gue bukan anak yang istimewa dan punya banyak kelebihan. Tapi gue merasakan sekali betapa support dari orang" sekitar sangat menolong gue.
Sekolah SD gue itu, sekolah turun temurun, dimulai dari mba, gue, ayu sampai desy. Gue masih inget ketika gue kelas 1, waktu itu bu guru tengah menerangkan sesuatu dan bertanya kepada kami. Kebetulan gue melihat mba tengah mengawasi gue di jendela kelas karena waktu itu, mba sedang istirahat, rasanya tenang waktu itu melihat mba menemani gue di luar. Gue masih ingat waktu itu kalau gak salah ibu guru bertanya tentang sesuatu, dan beliau menyuruh mengacungkan jari bagi yang bisa menjawab. Waktu itu gue menebak jawabannya dalam hati, dan mba yang ternyata memperhatikan gue daritadi seketika mengacungkan jari dari luar jendela, dengan maksud supaya gue mau ikutan mengacungkan jari dan menjawab pertanyaan ibu guru. Tanpa berpikir panjang, gue waktu itu langsung mengacungkan jari. Dan senang sekali rasanya ketika jawaban gue benar kemudian teman" memberi tepuk tangan... rasanya ada kebanggan tersendiri...

Sejak itu gue jadi anak yang ambisius. Gue selalu rajin belajar, gue selalu ketakutan dan nervous tiap kali pembagian rapot, karena takut gak masuk peringkat 10 besar dan itu bisa mengecewakan papa. sedari dulu, gue gak pernah ingin mengecewakan orangtua gue, terutama papa yang terlihat begitu semangat membimbing gue supaya jadi orang yang berhasil dan berprestasi.

Gue merasa, masa SD adalah masa" kejayaan gue dalam berprestasi. Prestasi gue meningkat setelah kelas 2 SD. dari mulai kelas 3 sampai kelas 6, gue selalu berada di peringkat 3 besar. Bahkan ketika gue turun dari peringkat 1 menjadi peringkat 2, pas bagi rapot, gue menangis, pulang ke rumah dengan penyesalan yang begitu dalam sampai akhirnya gue sakit. Selalu seperti itu. Tiap kali bagi rapot, gue selalu sakit. Nervous memikirkan apakah prestasi gue menurun atau engga. Dan selalu muncul ketakutan mengecewakan papa, padahal papa sendiri bukan orang yang sangat keras dan suka memberikan hukuman kalau prestasi gue turun sedikit.
Gue sempat terpilih beberapa kali menjadi ketua kelas, mengikuti cerdas cermat dengan sahabat gue Ika, dan rival dalam prestasi sekaligus cinta pertama gue, Andena.


Ketika gue SMP
Masih dibayang"i cinta pertama gue yang pergi ke luar kota karena harus mengikuti orang tuanya yang pindah kerja. Bodohnya gue betapa sangat terobsesi dengan dia. Sampai 2 tahun duduk di bangku SMP, gue masih saja berkhayal bakal ketemu dengannya, dan bermimpi dia menjadi salah satu murid baru di kelas gue. Dan hal terbodoh gue adalah meminta foto dia kepada salah satu temen SD gue. Gue masih inget, bagaimana reaksi gue ketika gue mendapatkan fotonya, gue tersenyum sepanjang hari. Memeluknya erat" di dada. Dan dari situ mimpi gue makin menjadi untuk bisa bertemu dengan dia.
Masa" SMP gue semu dan datar. Semuanya hanya di isi belajar, stress dengan tugas, obsesi terhadap cinta pertama, sampai akhirnya gue pelan" mulai melupakan obsesi gue dan membuka hati gue untuk seseorang. 2 tahun gue memendam cinta dan perasaan suka sama seorang lelaki yang bernama Indra. Dan indra yang kemudian menjadi obsesi gue menggantikan Andena. Sekelas 2 tahun pas kelas 2 dan kelas 3, membuat gue makin semangat sekolah. Selalu berusaha  menjadi wanita paling cantik di matanya. Hal terkonyol adalah ketika gue mulai memperhatikan penampilan, dengan membawa cermin kecil dan bedak di tas. Semuanya gue lakukan supaya indra tertarik kepada gue. Dan lagi" gue hanya bisa memendam perasaan suka mungkin lebih tepatnya obsesi hanya dalam hati.

Ketika gue SMA
Kembali masih dibayang"i sosok indra, apalagi qta satu sekolah. Gue selalu mencari tahu tentang dia. Sumpah dia mampu membutakan mata gue. Dia membuat gue ge er sendiri. Sakit dan gak enak emang rasanya memendam perasaan cinta yang mendalam bertahun" kepada seseorang, gak bisa tersalurkan. Karena gue memang gak pernah dekat dengan dia. Apalagi ketika SMA qta beda kelas. Dan semua obsesi juga rasa cinta gue hilang lenyap seketika setelah gue tahu, dia ternyata naksir sama temen sekelas qta waktu SMP. Gue masih gak percaya kalau ternyata selama ini cinta gue bertepuk sebelah tangan. Boro" dia ada feeling, mikirin gue pun mungkin dia engga. Gue masih inget kekonyolan gue waktu itu. 

Gue sempat nangis di kelas, temen sebangku gue shock melihat gue yang duduk melipat tangan dan menyembunyikan wajah gue di dalamnya. Gue menangis keras sekali. Merintih dalam hati. Namun tak bersuara. Hanya terdengar suara sesegukan. Dan gue menangis gak cuma saat itu, gue masih ingat sewaktu pensi, Indra dengan serius dan antusiasnya ngeliat penampilan gebetannya di panggung teater. Itu ngebikin gue makin hancur dan percaya kalau suatu kebodohan selama ini begitu mengaguminya.

Dari situ, gue mulai melupakan masa lalu. Tak ada yang benar" membantu gue mengobati sakit hati gue. Gue bangkit hanya dengan sebuah buku motivasi yang gue beli di gramedia. Kepingan" hati gue dan hancurnya rasa PD gue mulai gue sembuhkan dengan motivasi dari dalam diri. Gue pun mulai melupakan semuanya dan menganggap hanya kebodohan masa lalu, dan gue mulai keranjingan ngenet.

Hobi ngenet dari kelas 3 SMP makin menggila ketika gue SMA. Apalagi chatting. Dengan mudahnya gue membagi"kan nomer hp gue kepada setiap temen chatting gue yang sebagian besar adalah cowok. Sampai akhirnya gue jadian untuk pertama kali dengan teman chatting gue yang anak purwokerto, Aji.

Kisah kita hanya terbatas lewat chatting dan sms. Telpon sangat jarang sekali. Tuker"an foto, surat"an. Waktu itu gue masih maen" dengan hubungan kita, padahal Aji sangat serius dengan hubungan kita. Bodohnya gue baru menyadari itu. Dia cowok yang baik, perhatian, penyayang, ya terlihat serius dengan gue. Sempet putus nyambung. Dan akhirnya benar" putus setelah qta lulus SMA. Masalahnya karena jarak.

Ketika gue kuliah...
Kisah cinta gue kacau, carut marut, dan sebenarnya gue males buat menceritakannya di sini. Karena buat membayangkannya saja gue sudah cukup merasa lelah. Nizar, Abud, Cheva, Adit, semuanya hanya singgah sementara di hati gue dan meninggalkan sakit. 3 nama pertama gue kenal lewat dunia maya, dan nama terakhir gue kenal di bus ketika pulang ke kosan dari cirebon.
Ada feri yang sempat mewarnai kisah cinta gue. Dan kembali berakhir tragis. hahaha... diputusin!! yayaya semuanya selalu diputusin. tapi gue terima itu. biar saja mereka yang merasakan karma. meskipun sakit, tapi qta putus secara baik" dan sampai sekarang hubungan qta masih baik.  
Lepas dari bayang" mereka, dekat dengan Fiat, Riza, dan Dayat... Gue pikir Dayat adalah yang terakhir, karena waktu itu gue sudah lelah berpetualang, jatuh bangun sendirian, tapi nyatanya dia adalah seseorang yang membuat masa lalu gue makin gelap. Betapa brengseknya dia, bisa dibayangkan karena sampai bisa membuat gue berpikir bahwa itu menjadikan masa lalu gue makin gelap. Fiat, Riza, Dayat lagi" mereka gue kenal dari dunia maya.

Dan yang terakhir, Tomy... lagi" gue menemukan cinta dari dunia maya. Semoga dia memang benar" menjadi yang terakhir dan gak ada nama lagi selain dia yang kelak gue ceritakan di masa depan nantinya...
Yang ini berbeda. Bedanya? gak bisa gue jelaskan... rasanya indah, tantanganya berat, dan semuanya penuh cobaan. tapi insya ALLAH setimpal dengan rasa indahnya. Gue mencintainya, dan gue juga bisa merasakan betapa dia mencintai gue. Hubungan kita bukan lagi membicarakan mengenai sekarang dan besok, tapi untuk bulan depan, tahun depan, masa depan..
Gue gak ingin berbicara banyak mengenai kisah kita di sini. Gak gak ingin orang lain tahu. Biar qta berdua saja yang merasakannya. Karena gue belum menemukan kata yang pas untuk menggambarkan bagaimana bahagianya hubungan kita yang sedang qta jalani ini. Walaupun bakal banyak kerikil tajam dan batu sandungan yang besar, tapi gue percaya.. inilah cinta yang sebenarnya... Cinta yang selaras dengan kehidupan. yang untuk meraihnya perlu berjuang dan berkorban... Gue akan berusaha mempertahankan ini semampu gue, sekuat gue...
 

Septina Priyanti's Blog Template by Ipietoon Cute Blog Design